Detasemen Khusus 88 Anti-Teror Mabes Polri kembali menciduk anggota kelompok jaringan teroris bernama Nanang Irawan, yang diduga anggota jaringan teroris kelompok Cirebon. Nanang dicokok di Desa Dolopo Kec. Dolopo Kabupaten Madiun, Jawa Timur tadi pagi sekitar pkl. 07.00 WIB.]
"Jadi otomatis kasus bom Cirebon telah dapat, empat-empatnya telah ditangkap," kata Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Polisi Anton Bachrul Alam di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat siang.
Anton mengatakan, Nanang diduga terlibat dua kasus, yakni bom bunuh diri di Masjid Adz-Zikra, Markas Kepolisian Resor Kota Cirebon, Jawa Barat, dan bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS), Kepunton, Solo, Jawa Tengah.
Nanang diduga berperan sebagai perakit bom. Namun, kepastiannya masih menunggu pemeriksaan selama tujuh hari. "Kita punya waktu satu minggu untuk memeriksa yang bersangkutan, di mana saja kegiatan yang bersangkutan selama ini, kita akan dalami," kata Anton.
Bom bunuh diri meledak di Masjid Adz-Zikra, menjelang salat Jumat, 15 April 2011. Pelakunya Muhammad Syarif, yang juga tewas dalam kejadian itu. Polisi lalu menetapkan lima teman Syarif sebagai buronan.
Kelima buronan tersebut Ahmad Yusefa Hayat, Yadi Al Hasan, Beni Asri, Heru Komarudin, dan Nanang Irawan. Ahmad Yusefa menjadi "pengantin" selanjutnya. Ia meledakkan bom bunuh diri di GBIS Kepunton, dan tewas di lokasi kejadian.
Pascaledakan bom Solo, polisi menangkap Beni Asri di kampung halamannya, Solok, Sumatra Barat, 30 September 2011. Pada 8 Oktober, polisi menangkap Heru Komarudin di Pasar Senen, Jakarta Pusat. Kemudian Yadi Al Hasan ditangkap di Kampung Pasindangan, Cirebon.
Menurut Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Pol. Boy Rafli Amar mengatakan, Nanang Irawan alias Nang Ndut alias Janu ditangkap Jumat (21/10) pagi. Nanang telah lama masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).
"Telah dilakukana penangkapan pada hari Jumat (21/10), Pukul 07:10 wib, atas nama Nanang Irawan alias Nang Ndut alias Janu yang merupakan DPO di Desa Dolopo, Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun," Kata Kombes Pol Boy Rafli Amar kepada wartawan di Jakarta, Jumat (21/10).
Boy Rafli mengaku belum dapat membeberkan status hukum Nanang yang diduga sebagai pelaku teroris tersebut, pasalnya pihaknya sedang mengembangkan pemerikasaan secara intensif.
"Saat ini tersangka masih dilakukan pemeriksaan secara intensif oleh penyidik Densus 88 AT Polri," Tutupnya,
Seperti diberitakan Nanang adalah satu satu yang masuk dalam DPO bersama Umar, Santoso, Cahya, Imam Rasyidi dan Taufik Bulaga. Sedangkan Yadi sudah ditangkap oleh Densus 88.
Densus Antiteror 88 pada 8 Oktober silam meringkus tersangka teroris Cirebon di Bintara, Bekasi Barat, Jawa Barat. Densus 88 Antiteror juga menciduk seorang DPO bom Cirebon di wilayah Pasar Senen, Jakarta Pusat, bernama Heru Komarudin alias Haekal alias Udin.
Mantan Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Anton Bahrul Alam pernah mengatakan, para pelaku tersebut masuk kategori orang-orang berbahaya di kalangan anggota jaringan teroris.
"Bagi masyarkat yang mengetahui informasi para DPO diharapkan melapor ke kepolisian," kata Irjen Pol Anton Bachrul Alam di Mabes Polri, Jakarta, Kamis
(20/10).
Para DPO ini mampu merakit bom dan merekrut orang untuk masuk dalam jaringan terorisme. Mereka juga diduga otak dibalik aksi bom bunuh di berbagai tempat, seperti bom di Mesjid Adz Zikra di Mapolres Cirebon, dan di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Solo